Quality Control Welding

Untuk quality control welding, tahapan pelaksanaannya dapat menjadi 3 bagian :

1. Sebelum pengelasan
2. Saat Pengelasan
3. Setelah Pengelasan

dari ketiga bagian tersebut, dapat di jabarkan yang semestinya kita lakukan, yaitu :

1. Sebelum pengelasan
- Melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan peralatan yang akan digunakan (mesin las, gerinda, stang las, dll)
- Menentukan penggunaan WPS (Welding Prosedur Spesification) yang akan digunakan
WPS adalah dokumen yang berisikan parameter yang digunakan sebagai acuan dalam proses pengelasan
- Menentukan dan memastikan welder yang akan melaksanakan pengelasan beserta sertifikat yang masih berlaku

2. Saat Pengelasan
- Melakukan pemeriksaan terhadap parameter yang digunakan sebagai acuan pengelasan,yang tertera dalam WPS seperti besaran arus, voltage, flow argon, dll

3. Setelah pengelasan
- Melakukan pemeriksaan hasil pengelasan dengan metode visual dan metode NDT (non destructive test), NDT yang digunakan dapat bermacam - macam disesuaikan dengan material, type joint dan fungsi dari sambungan welding yang kita buat. Adapun jenis NDT yang umum di gunakan dalam pemeriksaan hasil las :
- Dye Penetrant (fungsi : mendeteksi cacat crack pada permukaan dan sub surface (1 - 2 mm)
- Magnetic Particle (fungsi : mendeteksi cacat crack pada permukaan dan sub surface (1 - 5 mm)
- Radiography (fungsi : memberikan gambaran visual "dalam" welding pada selembar film, untuk di iterpretasikan hasil pengelasannya)
- Ultrasonic (fungsi : mendeteksi cacat "dalam" welding, dengan menggunakan prinsip ultrasonik terutama untuk cacat laminasi dan crack)

Untuk penyambungan material tertentu yang sangat tergantung pada "tidak boleh" berubahnya komposisi material jenis NDT dapat ditambah PMI (Possitive Material Identification) sedangkan pada material yang di haruskan PWHT (Post Weld Heat Treatment) sebaiknya NDT ditambah dengan Hardness Test.

Pemeriksaan bolting dilakukan saat diterimanya material dengan memeriksa mill certificatenya serta kodefikasi yang ada sebagai pernyataan kebenaran material, pada saat pemasangan yang perlu diperhatikan adalah urutan pelaksanaan pengencangan beserta rentang torsi kekencangannya. Dapat menggunakan tang torsi sebagai alat bantu, jika tidak ditemukan cara manual yang dapat dilakukan dengan soundness suara dari bolt yang dipukul, jika sekumpulan bolt memberikan ketinggian suara sama setelah dikencangkan, maka dianggap kekencangannya telah merata (cara manual sebaiknya tidak digunakan hanya sebagai pengetahuan saja)

-terima kasih-

Posting Komentar

0 Komentar